Monday, October 24, 2005

Thursday, October 06, 2005

Sebuah Doa dan Sebuah Harapan

Ya Allah, rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah, berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar atas kesayangan yang
Mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah, apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
meningginya kedudukan mereka dan
bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan
perkenan-Mu, ya Allah sebab hanya Engkaulah
yang berhak membalas kejahatan dengan
kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah, bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul bersama
dengan santunan-Mu di tempat
kediaman yang dinaungi kemulian-Mu,
ampunan-Mu serta rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih
Di antara semua pengasih.


* * *
Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan
murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua.
(HR. Al Hakim)
Wassalam

_____________________________
Abdul Erwin Baso
Sebuah doa dan Harapan

RASULULLAH SAW DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".

Namun setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Rasulullah SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku (Muhammad) yang belum aku kerjakan?". Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali
satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar r.a. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu?". Abu Bakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu, "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku dengan lembut", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun ikut menangis, kemudian berkata, "Benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia..."Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a

Monday, October 03, 2005

MARHABAN YA RAMADHAN

Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
" Allahumma Baariklanaa Fii Sya'ban Wa Ballighnaa Fii Ramadhan"
Marhaban yaa Ramadhan, telah datang bulan yang kita nanti - nantikan, bulan yang penuh Rahmat dan Barokah.
Marilah kita bersihkan hati kita untuk menyambut bulan yang suci ini dengan saling memaafkan.
" Ketahuilah, bahwa jiwa dan hawa nafsu tidak dapat dikalahkan dengan sesuatu yang lebih utama, selain dengan puasa yang terus - menerus
Puasa adalah hamparan ibadah, kunci menuju kezuhudan , dan merupakan pertanda buah kebaikan yang buahnya dapat dipetik selamanya dari pohonnya oleh para pekerjanya dan dapat dinikmati hasilnya tanpa ada putus-putusnya.
Puasa adalah jalan menuju jenjang martabat shiddiqin, sedang yang lain adalah ladang amal, yang buah penanamannya dan penyemaian bibitnya adalah dengan meninggalkan dan kehilangan adalah dengan mengambilnya.
Pengertian meninggalkan tidak berarti meninggalkan keluarga dan anak, tetapi mengerjakan ketaatan kepada Allah dan memprioritaskan pahala yang ada di sisi Allah dalam sikap mengambil dan meninggalkannya ".
Semoga kita mendapat barokah dan menjadi orang - orang yang mulia dan bertaqwa kepadaNYA. Amin.